Kamis, 10 Maret 2011

PHK PKPD

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), dalam upaya untuk mengembangkan secara berkesinambungan perguruan tinggi di Indonesia, telah melaksanakan program-program hibah kompetisi yang dimulai sejak tahun 1995. Dalam rangka pengembangan mutu pendidikan dokter di Indonesia, atas dana pinjaman dari Bank Dunia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengembangkan Program Hibah Kompetisi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dokter (PHK-PKPD). PHK-PKPD dilaksanakan secara berjenjang (tiered competition) yang terdiri dari:
(a) Hibah pengembangan unggulan bagi institusi yang sudah cukup maju dan mapan;
(b) Hibah peningkatan mutu institusi yang baru atau yang masih lemah berdasar kemitraan; dan
(c) Hibah penguatan institusi yang siap berkembang secara mandiri.
Perguruan tinggi yang memiliki program studi pendidikan dokter dapat mengajukan usulan salah satu dari hibah tersebut di atas sesuai kondisi institusi. Pemenang dari kompetisi ini akan ditetapkan berdasarkan hasil penilaian secara bertahap, dengan mengacu pada kriteria penilaian yang telah ditetapkan dalam panduan seleksi PHK-PKPD. Melalui PHK-PKPD ini diharapkan bisa terjalin kerjasama dan kemitraan yang kuat antara institusi yang kuat dan yang lemah dalam membangun pendidikan dokter yang berkualitas.
Program ini diharapkan akan mempercepat pencapaian peningkatan kualitas pendidikan dokter di Indonesia agar lulusannya bisa memenuhi standar kompetensi serta institusi penyelenggaranya semakin sehat dan berkualitas sehingga bisa turut mensukseskan program pemerintah dalam penyediaan layanan kesehatan primer yang bermutu bagi masyarakat luas.
sumber : dikti.go.id

Lokakarya Evaluasi Blue Print Assessment KBK FK UII (A.3-1)



Rangkaian kegiatan Program Hibah Kompetensi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dokter (PHKPKPD) mulai dilaksanakan oleh FK UII. Program pertama yang dilaksanakan adalah Lokakarya Evaluasi Blue Print Kurikulum yang diselenggarakan pada tanggal 21-22 Februari 2011. Peserta lokakarya ini adalah koordinator semua blok di tahap pendidikan sarjana kedokteran dan perwakilan dari masing-masing departemen di tahap pendidikan klinik. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Ketua PIU PHKPKPD dr Umatul Khoiriyah M.Med.Ed. Dalam sambutannya disampaikan bahwa lokakarya ini membuka serangkaian kegiatan dalam rangka mengimplementasikan PHK-PKPD tahun pelaksanaan 2011. Pencapaian dari lokakarya ini adalah tersusunnya draft blue print assessment bagi blok semester genap dan draft blue print assessment bagi semua departemen di tahap pendidikan klinik.
Foto kegiatan Lokakarya blue print assessment
Sebagai pemateri di hari pertama dalam lokakarya ini adalah dr. Najwa Zamalek Dalimoenthe, SP.PK(K) yang merupakan kepala bagian unit assessment di FK UNPAD. Materi pertama dr. Najwa menyampaikan review mengenai assessment. Beliau menekankan meski ada yang menyatakan bahwa ”assessment driven learning” bukan berarti bahwa proses belajar bukan hanya terbatas dari pencapaian nilai yang baik. Kita jangan sampai melupakan bahwa tujuan utama dari kegiatan assessment dalam pendidikan dokter adalah untuk meningkatkan kesehatan dan pelayanan kesehatan di populasi. Melalui kegiatan assessment ini dapat ditentukan apakah seorang mahasiswa telah mencapai suatu kompetensi tertentu yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Materi kedua adalah sharing implementasi blue print assessment di FK UNPAD. Dari implementasi blue print assessment di FK UNPAD nilai yang dapat kita tarik adalah untuk menyusun blue print yang baik perlu dari berbagai blok, departemen ataupun bagian untuk duduk bersama membuat peta yang lengkap berbagai kegiatan assessment untuk satu proses pendidikan dokter yang utuh. Sehingga saat mahasiswa masuk di semester 1 hingga semester 7, sejak awal institusi FK sudah dapat menentukan berapa buah soal biokimia yang akan mahasiswa dapaat saat ujian dan di blok mana saja. Pada sesi ini berlangsung lebih interaktif karena peserta sangat tertarik untuk berdiskusi terkait berbagai permasalahan dalam penyusunan blue print di FK UII. Selain dari segi blue print assessment, melalui diskusi di sesi kedua ini, dosen FK UII juga mendapatkan gambaran pelaksanaan assessment di FK UNPAD.

SOCA atau Student Oral Case Analysis adalah salah satu bentuk assessment yang diterapkan di FK UNPAD sebagai salah satu komponen nilai blok. Ujian SOCA ini digunakan untuk mengasah sekaligus menilai kemampuan clinical reasoning mahasiswa. Berbeda dengan FK UII, jika komponen nilai blok nya mencakup nilai ujian tulis, nilai ujian keterampilan medik dan nilai tutorial, komponen nilai blok di FK UNPAD adalah nilai ujian tulis, nilai SOCA dan nilai ujian komprehensif.

Diharapkan dari materi pada lokakarya hari pertama blue print assessment ini dapat ditarik berbagai nilai positif dari apa yang telah diimplementasikan di FK UNPAD sebagai salah satu leading medical faculty dalam aspek sistem assessment-nya. Namun demikian bukan berarti bahwa FK UII nantinya harus mengimplementasikan berbagai assessment yang telah dilakukan di FK UNPAD. Ada komponen practicability dan acceptability yang tidak boleh terlupakan dalam menerapkan berbagai kegiatan assessment. Perlu dilakukan evaluasi yang mendalam terhadap sebuah bentuk kegiatan assessment sebelum diimplementasikan.

Lokakarya hari kedua dilanjutkan dengan pemaparan draft blue  print assessment yang telah dibuat, baik oleh tim blok maupun oleh departemen klinik. Terdapat perwakilan blok dan departemen klinik yang mempresentasikan draft blue print yang telah dibuat dan telah dilakukaan evaluasi bersama terhadap contoh draft blue print tersebut. Hasil dari presentasi ini didapatkan beberapa kesepakatan mengenai draft blue print assessment yang dijadikan sebagai acuan bagi penyusunan draft blue print assessment berikutnya.
sumber : medicine.uii.ac.id

Lokakarya Evaluasi Komprehensif Kurikulum Berbasis Kompetensi FKUII

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia telah melaksanakan kegiatan Lokakarya Evaluasi KBK FK UII 2005 pada hari Sabtu, 26 Februari 2011. Acara dimulai pukul 08.00, dengan dibuka secara langsung oleh Ibu Wakil Dekan dr. Titik Kuntari, MPH dan selesai pada pukul 16.30. Lokakarya Evaluasi KBK FK UII 2005 ini mengawali serangkaian kegiatan terkait evaluasi dari KBK 2005.
 
Materi pertama mengenai gambaran umum tentang evaluasi kurikulum disampaikan oleh dr. Titi Savitri, M.Med. Ed, PhD dari FK UGM yang memang merupakan seorang pakar di bidang pendidikan kedokteran dengan minat utama di bidang kurikulum. Beliau memaparkan hendaknya kegiatan evaluasi kurikulum dapat dilaksanakan secara simultan karena merupakan bagian dari penjaminan mutu sebuah institusi pendidikan. Kegiatan evaluasi dari sebuah kurikulum dapat dilakukan mulai dari aspek input, proses maupun output bahkan outcome dan dampaknya bagi masyarakat. Evaluasi kurikulum secara makro dilakukan setelah 1 siklus pendidikan atau setelah menghasilkan lulusan namun evaluasi secara mikro dapat dilakukan kapanpun selama proses kurikulum berjalan. 
 
Agar memberikan gambaran yang nyata tentang sebuah proses evaluasi kurikulum, maka sebagai materi kedua adalah benchmarking kepada institusi yang telah melakukan evaluasi komprehensif terhadap KBK. FK Universitas Andalas merupakan fakultas kedokteran yang pertama mengimplementasikan KBK sesuai dengan KIPDI III dan telah melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap KBK yang diimplementasikannya. dr. Detty Iriyani,M.Kes, M.Pd.Ked sebagai sekretaris MEU FK Unand dihadirkan sebagai pemateri pada sesi kedua Lokakarya Evaluasi KBK FK UII. Beliau memaparkan tentang proses evaluasi kurikulum yang dilakuakn di FK Unand. Mulai dari evaluasi dan perbaikan minor yang dilakukan selama proses kurikulum berjalan sampai dengan evaluasi dan perbaikan mayor yang baru saja dilakukan. Evaluasi mayor dari KBK di FK Unand menghasilkan perubahan yang cukup besar, diantaranya  adalah perubahan urutan blok dan peningkatan jumlah blok dengan konten kedokteran dasar di tahun pertama. Satu pembelajaran baik yang dapat kita tarik dari FK Unand adalah proses evaluasi kurikulum telah tertata dengan baik melalui adanya pertemuan rutin tim blok dan pihak terkait sebelum dan sesudah blok berjalan serta adanya evaluasi rutin per tahun.

Pada sesi ketiga, peserta yang hadir dibagi dalam beberapa kelompok untuk melakukan FGD mengenai penyusunan draft evaluasi kurikulum di level meso. Masing-masing kelompok didampingi oleh seorang fasilitator yang memberikan arahan terhadap kegiatan FGD. Output dari kegiatan FGD ini akan tersusun sebuah draft yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi kurikulum pemblejaran di FK UII pada tataran mesokurikulum.

Sesi terakhir disampaikan hasil penjaringan kepada mahasiswa terhadap proses pembelajaran di FKUII. Keterlibatan mahasiswa dalam proses evaluasi sebuah kurikulum merupakan suatu hal yang penting. Sehingga proses evaluasi kurikulum dapat dilakukan secara komprehensif, melibatkan semua pihak yang terlibat selama proses.

Diakhir panitia menyampaikan bahwa kegiatan lokakarya ini merupakan awal dari proses evaluasi. Kegiatan lokakarya ini akan dilanjutkan oleh serangkaian kegiatan lainnya terkait proses evaluasi KBK FK UII 2005. Rangkaian kegiatan evaluasi tersebut akan dikoordinasikan bersama sub unit kurikulum MEU.  Hasil evaluasi KBK FK UII 2005 ini akan menjadi pegangan dalam pengembangan KBK FK UII 2005 yang disempurnakan.
sumber : medicine.uii.ac.id