Rabu, 13 Maret 2013

Lokakarya Optimalisasi Prestasi Akademik Mahasiswa



Membentuk mahasiswa yang memiliki kemandirian dalam belajar ternyata tidak mudah. Indeks prestasi merupakan salah satu indikator pencapaian mahasiswa di bidang akademik dan memberikan gambaran proses pembelajaran yang telah dilalui mahasiswa. Banyak hal yang mempengaruhi indeks prestasi tersebut. Kemandirian mahasiswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa. Faktor lainnya belum cukup teridentifikasi. Telah dilakukan beberapa kegiatan untuk menguatkan implementasi konsep student centered learning kepada mahasiswa dalam belajar. Hasil upaya penguatan tersebut masih dalam proses berjalan sehingga hasilnya belum cukup tampak. Hal tersebut dapat dilihat melalui masih belum cukup baiknya pencapaian mahasiswa dalam kegiatan belajar yang terlihat melalui pencapaian indeks prestasi.

Diperlukan upaya untuk menggali lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi di FK UII baik yang meningkatkan maupun yang menghambat. Selanjutnya, setelah diketahui faktor-faktor tersebut, perlu dirancang strategi tertentu untuk meningkatkan pencapaian prestasi akademik mahasiswa. Untuk merancang upaya optimalisasi pencapaian prestasi mahasiswa tersebut PHK PKPD UII mencanangkan kegiatan Lokakarya Optimalisasi Prestasi Akademik Mahasiswa di auditorium Fakultas Kedokteran UII, Kampus Terpadu UII, Sleman, Yogyakarta..Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 dan 4 Maret 2013 dengan menghadirkan 2 Pakar di bidang Psikologi dari UGM Yogyakarta yaitu Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si, Ph.D dan Dra Sylvi Dewajani. 
Setelah pemaparan materi ini, dilakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk mendiskusikan topik yang dibahas secara lebih spesifik dan terperinci. 



Kamis, 13 Desember 2012

In House Training Peningkatan Metodologi Penelitian Dosen FK UII


Prestasi suatu universitas ditentukan oleh kemampuan penelitian dosen dan mahasiswa yang berskala regional, nasional dan internasional. Di UII dan FK UII kegiatan penelitian itu merupakan bagian dari Catur Dharma perguruan tinggi yang dicanangkan selain pendidikan, pengabdian dan dakwah.
Dari evaluasi diri diakui bidang penelitian ini yang terasa sangat lemah baik di kalangan dosen. Jumlah penelitian dan kualitas penelitian masih kurang dari yang diharapkan. Masih sedikit dosen FK UII yang berhasil mendapatkan grant penelitian, terutama dari eksternal. Salah satu penyebab dari hal ini adalah kualitas proposal yang kurang baik.
Hal tersebut disampaikan Dekan FK UII, dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes saat mengikuti acara In House Training Peningkatan Metodologi Penelitian Dosen, pada hari Sabtu – Minggu, 3 – 4 November 2012 di auditorium Fakultas Kedokteran UII, Kampus Terpadu UII, Sleman, Yogyakarta.
Lebih lanjut dijelsakan Dekan bahwa berbagai kebijakan telah dilakukan oleh fakultas salah satunya adalah program hibah penelitian. Untuk mendukung dan meningkatkan kualitas proposal perlu dilaksanakan program in house training metodologi penelitian. Peningkatan pemahaman staf edukatif tentang metodologi penelitian diharapkan secara tidak langsung meningkatkan kualitas proposal penelitian, sehingga dapat meningkatkan jumlah grant penelitian dari eksternal.
“Kegiatan ini secara tidak langsung mendukung indikator utama yaitu akreditasi program studi serta indikator tambahan yaitu peningkatan jumlah penelitian dosen dan mahasiswa,” katanya.
Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola dengan institusi penyelenggara in house training adalah PSTAT CONSULTING (dr. Sopiyudin Dahlan, M.epid) FK UI. Keberhasilan peserta dalam mengikuti training ini diukur dengan metode pre-test dan post test. Bagi peserta yang memperoleh nilai sesuai dengan passing grade yang ditentukan oleh tim, maka akan mendapatkan sertifikat yang berlaku di FK UII.

sumber: http://medicine.uii.ac.id

Kamis, 06 Desember 2012

PENGUMUMAN LELANG CONSULTANT QUALIFICATION SELECTION (CQS) “MEDICAL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (MLMS)

No. : 001-e/PNGMLMS.PHK-PKPD/12.12
Tanggal : 5 Desember 2012

PROGRAM HIBAH KOMPETENSI PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DOKTER (PHKPKPD) UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Loan Agreement No 7737-ID

Pemerintah Indonesia telah menerima pembiayaan dari Bank Dunia terhadap PROGRAM HIBAH KOMPETENSIPENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DOKTER (PHKPKPD) UNIVERSITAS ISLAM INDONESI, dan bermaksuduntuk menggunakan sebagian dari pinjaman tersebut untuk pembiayaan kontrak jasa layanan konsultansi.
Pelayanan jasa konsultansi tersebut meliputi:
1. Mengembangkan software e-learning yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di FK UII
2. Menyediakan konten virtual case untuk pembelajaran Blok FK UII
3. Melatih sumber daya internal FK UII (dosen dan staf nonedukatif/tenaga administrator) yang mampu mengembangkan konten virtual case secara mandiri) 
PHK-PKPD UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA, saat ini mengundang perusahaan konsultan yang memenuhi syarat untuk menyampaikan minat mereka dalam memberikan pelayanan jasa. Konsultan yang berminat harus memberikan informasi (hard copy) yang menunjukkan bahwa mereka memenuhi syarat untuk melakukan pelayanan jasa konsultansi yang diminta, dalam bentuk brosur, deskripsi pengalaman pekerjaan yang sama atau yang sesuai selama 5 tahun terakhir, ketersediaan tenaga ahli profesional yang sesuai, kemampuan keuangan, dan informasi lainnya yang relevan.
Konsultan akan diseleksi sesuai dengan prosedur sebagaimana ditentukan dalam the World Bank’s, Guidelines: Selection and Employment of Consultants by World Bank Borrowers melaui metoda Consultant’s Qualification Selection (CQS).

Konsultan yang berminat dapat memperoleh informasi lebih lanjut pada alamat berikut: Ruang Kantor PIU PHK PKPD Gedung Fakultas Kedokteran lt. 1 Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km.14,5 Yogyakarta, telp. 0274-898444 ext. 2050, fax. 0274- 898444 ext 2007, email: phk.pkpd@uii.ac.id dari mulai pkl. 09.00 s/d 16.00 WIB.
Surat Pernyataan Minat (Expressions of interest ) harus diterima pada alamat dibawah ini paling lambat pada Kamis, 3 Januari 2013 pukul 14.00.


CPCU HPEQ Project
U/P: Direktur Eksekutif PHK-PKPD Universitas Islam Indonesia
Jl. Kaliurang Km.14,5 Yogyakarta
Telpon +62 274-898444 ext. 2050 (Cp: Asti)
Fax: + 62 274- 898444 ext 2007
E-mail: phk.pkpd@uii.ac.id

Lokakarya Pengembangan Stase Komprehensif

Kemampuan penalaran klinis (clinical reasoning) yang baik sangat dibutuhkan oleh seorang dokter karena kemampuan tersebut harus dimiliki ketika berhadapan dengan pasien mulai dari kegiatan anamnesis sampai ke pemilihan terapi. Namun demikian, pengajaran keterampilan penalaran klinis tersebut dirasakan belum optimal di FK UII. Salah satunya adalah metode pengajaran pada tahap pendidikan klinis, dimana rotasi pendidikan klinik mahasiswa berdasarkan atas departemen. Oleh karenanya, dibutuhkan suatu inovasi pembelajaran clinical reasoning di tahap pendidikan klinik dengan mengembangkan pembelajaran clinical reasoning melalui stase komprehensif atau integrated clinica teaching.
Rabu, 22 Februari 2012, PHK PKPD UII, Program 4, telah melaksanakan lokakarya yang membahas tentang Pengembangan Stase Komprehensif di tahap pendidikan klinis. Lokakarya ini menghadirkan dr. Ova Emilia, M.Med., Sp.OG., Ph.D dari FK UGM sebagai pembicara. Beliau menyampaikan pembelajaran yang terintegrasi dalam pendidikan klinis. Dalam materinya, dr Ova menyampaikan pentingnya pengembangan pembelajaran yang terintegrasi atau komprehensif di tahap pendidikan klinik. Desain pembelajaran klinis terintegrasi yang banyak dikembangkan saat ini adalah pembelajaran yang berbasis kepada masysrakat.
Selain dr. Ova Emilia, lokakarya yang dihadiri oleh dosen klinis dan staf departemen klinis ini, juga menghadirkan dr. Ch. Hari Nawangsih Priharsanti, Sp. Rad (K)., Onk. Rad., dari FK UNDIP, yang berbagi pengalaman bagaimana implementasi stase komprehensif di UNDIP yang sudah dilakukan sejak tahun 2004.
Dengan adanya kedua pembicara tersebut, diharapkan bisa membantu FK UII untuk menyusun konsep dan mengimplementasikan stase komprehensif. Selain itu, diharapkan pula metode pengajaran keterampilan penalaran klinis mahasiswa semakin baik, sehingga dapat meningkatkan kualitas dokter lulusan Fk UII.

In House Training Pembuatan Media Ajar Berbasis Web

Proses belajar mengajar merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dalam rangka menghasilkan lulusan yang kompeten. Proses ini akan tercapai lebih baik jika didukung oleh sarana penunjang yang memadai. Dosen sebagai fasilitator dalam proses belajar hendaknya mampu melakukan inovasi dalam penyusunan materi pengajaran sehingga akan mendorong proses belajar mengajar yang efektif dan efisiensi.
Upaya optimalisasi sumber daya pendukung pengajaran salah satunya melalui pemanfaatan media elektronik (E-Learning). Untuk itu, Sabtu, 9 Maret 2012, PHK PKPD FK UII program 3, melaksanakan In House Training yang bertajuk Pebuatan Media Ajar Berbasis Web. IHT yang dilaksanakan di Ruang Laboratorium Komputer FK UII ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman staf edukatif tentang macam-macam media ajar dan meningkatkan kemampuan dalam media ajar berbasis web.
Kegiatan yang akan dilaksanakan selama 4 hari ini, mendatangkan pembicara sekaligus trainer dari STMIK Amikom Yogyakarta. Hari pertama, peserta disuguhkan materi terkait Pembuatan Media Pembelajaran Swish Max. Untuk hari kedua, peserta akan diberikan materi tentang Pembuatan Animasi dan media pembelajaran dengan Swish Max, hari ketiga tentang editing video untuk e-learning dan compositin video untuk VCD dan DVD interaktif. Selanjutnya, di hari keempat, peserta akan diberikan materi tentang pengenalan CMS, pembuatan web E-Learning dengan CMS, Manajemen content E-Learning dengan CMS dan Finishing E-Learning Multimedia dan web.
Kegiatan ini ditujukan agar dosen dapat melakukan penyusunan bahan ajar berbasis audio visual (multimedia) yang dapat diupload melalui website baik offline maupun online . Selain itu, dengan adanya kegiatan ini diharapkan dosen dapat mengembangkan media ajar yang lebih menarik bagi mahasiswa serta meningkatkan motivasi dalam menguasai berbagai ilmu/materi belajar dan pada tahap berikutnya dapat meningkatkan penguasaan kompetensi mahasiswa.
In House Training yang diikuti oleh dosen dan tutor FK UII ini juga menunjang program PHK PKPD yang lain yaitu kegiaitan hibah pengajaran Computer Assisted Learning yang saat ini sudah sampai proses review oleh reviewer. Diharapkan setelah mengikuti IHT ini dapat membantu dosen dalam menyususn hibah pengajaran tersebut.

Staf Edukatif FK UII Mengikuti Kursus Leadership In Medical Education Di University Of Dundee, UK

Keberhasilan implementasi kurikulum ditentukan oleh banyak hal, mulai kualitas dan kapabilitas kurikulum sampai dengan sumber daya manusia dalam proses implementasinya. Kesuksesan implementasi tersebut juga ditentukan oleh adanya kemampuan kepemimpinan dalam implementasinya.

Untuk memenuhi kepentingan sebagaimana tersebut di atas diperlukan keberadaan sumber daya manusia terutama dosen atau staf akademik yang mempunyai pengetahuan dalam kepemimpinan untuk mengimplementasikan kurikulum dan berpengetahuan mendalam serta mampu menerapkan pengetahuannya bagi pengembangan pendidikan kedokteran. Dalam rangka mendapatkan kualifikasi tersebut diperlukan suatu program pendidikan yang dapat menghantarkan seseorang kepada kualifikasi tertinggi, sehingga untuk itu pengembangan staf akademik melalui pendidikan non gelar (non degree training) sangatlah diperlukan, sehinga Fakultas Kedokteran UII mengirimkan 3 staf edukatifnya untuk mengikuti kursus Leadership in Medical Education di University of Dundee, UK.

Salah satu peserta dari FK UII dr. S. Yumna Triyana, MSc, MClinSc(Hons) menyampaikan arti penting tentang leadership guna menjalankan visi dan misi sebuah oraganisasi, “Dalam sebuah organisasi atau institusi, diperlukan leadership dan management yang baik sehingga visi dan misi organisasi bisa terwujud. Menyadari pentingnya peran leadership dan management dalam sebuah organisasi, kami bertiga yakni dr. S. Yumna Triyana, MSc, MClinSc(Hons), dr P. Lutfi Ghazali, M.Kes dan dr. Maftuhah Nurbeti diutus oleh pimpinan fakultas melalui program PHKPKPD (program hibah kompetisi peningkatan kualitas pendidikan dokter) yang didanai oleh Dikti, untuk mengikuti program overseas non degree training di University of Dundee, Dundee, Scotlandia, UK. Kegiatan yang kami ikuti ini berupa shortcourse dengan topik Leadership and Management in Medical Education, yang diselenggarakan mulai tanggal 2 sampai dengan 6 Juli 2012” demikian ungkap dokter Yumna.

Rabu, 17 Oktober 2012

IDI Sarankan Bubarkan Fakultas Kedokteran Berakreditasi C

JAKARTA – Jumlah fakultas kedokteran di Indonesia cukup banyak, mencapai 72 fakultas. Hanya 14 fakultas kedokteran yang memiliki akreditasi A. Sementara sisanya terakreditasi B dan yang paling banyak C. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab masih banyaknya dokter di Indonesia tidak lulus Ujian Kompetensi Dokter (UKD). Menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Prijo Sidipratomo SpRad (K), sebagian besar dokter yang gagal dalam UKD berasal dari fakultas kedokteran yang terakreditasi C.

“UKD itu sangat terkait dengan wajah fakultas kedokteran dimana dokter tersebut dihasilkan. Seringkali peserta UKD yang tidak lulus berasal dari fakultas kedokteran yang tidak bagus,”jelas Prijo di Jakarta, kemarin (27/9).

Prijo memaparkan, fakultas-fakultas kedokteran yang masih terakreditasi C membutuhkan asistensi lebih jauh. Dia memaparkan, pemerintah juga bisa memberikan pancingan dengan insentif. “Kalau ada insentif, mungkin fakultas-fakultas kedokteran yang nilainya masih C bisa termotivasi untuk segera meningkatkan akreditasinya,” jelasnya.

Selain itu, kata Prijo, pemerintah juga bisa memberlakukan kebijakan UKD yang lain. Pihaknya menyarankan agar pelaksanaan UKD tidak disamaratakan bagi seluruh fakultas kedokteran. Fakultas kedokteran dengan akreditasi A dan B sebaiknya diperbolehkan mengadakan UKD mandiri. “Tentunya dengan diawasi oleh profesi.

Sementara mereka yang belum mendapatkan akreditasi A dan B harus mengikuti UKD yang digelar oleh tim UKD Nasional. Dengan begitu, setiap fakultas kedokteran akan berlomba-lomba mempertahankan akreditas atau meningkatkan akreditasi,”paparnya.

Prijo melanjutkan, setiap fakultas diberikan waktu setidaknya lima tahun untuk memperbaiki akreditasinya. Namun, jika sampai jangka waktu tersebut , akreditasinya masih C, maka sebaiknya fakultas kedokteran tersebut dibubarkan. “Lima tahun tidak ada perubahan, nilai akreditasi tidak ada perbaikan (masih C), sebaiknya dibubarkan atau ditutup,”lanjutnya.

Prijo menambahkan, pemerintah juga harus tegas dalam menetapkan aturan UKD. Setidaknya, ada batasan untuk mengikuti UKD Nasional. “Intinya Dirjen Dikti Kemendikbud dan Konsil Kedokteran Indonesia bisa tegas. Di luar negeri itu, batasan mengikuti UKD hanya tiga kali. Di sini tidak ada batasannya, sehingga seorang dokter yang tidak lulus bisa berulang kali ikut ujian,” imbuh dia.

Sebelumnya, Ketua Komite Internship Dokter Indonesia Prof dr Mulyohadi Ali SpF (K) memaparkan jika sebanyak 35 persen dokter di Indonesia tidak lulus uji kompetensi . Hal tersebut disebabkan, masih rendahnya sumber daya manusia serta kelengkapan fasilitas pendidikan di Indonesia.

Kompetensi dokter adalah kemampuan dokter dalam melakukan praktik profesi kedokteran yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Setelah lulus uji kompetensi, yang bersangkutan akan menerima dan sertifikat kompetensi yang merupakan surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter atau dokter gigi untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia.

sumber : www.jpnn.com